

Menilai Soundstage dan Image
Tips & Trick 21/11/2022 admin 0

Apa itu Soundstage dan Image?, bagaimana menilai kualitasnya? dan apa saja yang harus kita perhatikan ketika mereproduksi soundstage dan image ini? Mari sama2 kita bahas bersama penulis pada artikel ini.
Soundstage atau tata panggung adalah besarnya panggung yang terdapat pada rekaman stereo dan seharusnya direproduksi sesuai dengan informasi yang sudah terdapat pada rekamannya.
Image atau citra yaitu ilusi mengenai posisi instrument (kanan kiri) termasuk jaraknya, besarnya instrument dan maju mundurnya posisi instrumen sesuai dengan informasi yang sudah terdapat pada rekamannya.
Nah mari kita bahas secara detail satu per satu
Soundstage meliputi hal2 berikut:
A Stage Width atau lebar panggung. Yaitu jarak panggung antara batas kiri dan kanan. Dalam reproduksinya ada jarak yang cukup sehingga kita bisa merasakan lebarnya dengan baik. Adapun kategorinya biasanya seperti ini:
- Narrow Soundstage Width. Panggungnya sempit berada hanya di dalam apitan loudspeakernya, cenderung berkumpul di tengah dan kurang menyebar ke kiri dan ke kanan. Stage width seperti ini nilainya rendah.
- Normal Soundstage Width. Biasanya lebar jaraknya sesuai dengan posisi loudspeaker dari kanan ke kiri. Cukup lebar sehingga kita bisa merasakan ilusi panggung yang proporsional dan suara dari masing2 pemain/instrumen musik terasa jarak atau separasinya. Stage width seperti ini dinilai cukup baik.
- Big Soundstage Width. Nah ini yang diidamkan. Lebar suaranya bisa lebih besar dari jarak antar speakernya. Stabil dan separasinya sangat baik. Sounstage width seperti ini nilainya istimewa.
- Stage Height, atau tinggi panggung. Dalam reproduksi panggung kita bisa memakai acuan dari posisi tweeter sebagai berikut.
- Lower stage height. Suara selalu berada di bawah posisi loudspeakernya. Pemainnya seperti jongkok dan ngga pernah berdiri. Stage height seperti ini nilainya jelek.
- Normal Stage Height. Mengacu kepada patokan tweeter tadi maka suaranya stabil di posisi ketinggian tweeter. Musisinya seperti berdiri normal dan tidak jongkok.
- Upper Stage Height, nah di sini kita seperti melihat musisinya berdiri di atas panggung atau elevated. Suaranya bisa naik dan stabil di atas posisi tweeter seakan2 memang ada panggung tempat musisinya berdiri. Ini merupakan stage height yang bagus.
- Stage Depth atau kedalaman panggung.
Di sini kita harus ketahui bedanya antara distance to stage (jarak ke panggung) dengan depth of stage (kedalaman panggung).
Jarak ke panggung tidak akan membuat panggungnya jadi depth. Tapi dalamnya panggung iya.
Contoh mini compo itu depthnya biasa aja meskipun kita taruh 5 meter di depan maka yang ada suaranya menjauh sedangkan depthnya tetep depth mini compo.
Nah dalam Depth ada jenis2nya.
- Narrow depth of stage. Panggungnya terasa cetek, tidak ada layer, separasi, positioning dll. Musisinya seperti berada di layer atau baris yang sama. Ini nilainya jelek.
- Normal depth of stage.
Panggungnya terasa dalam. Ada layer, separasi, positioning yang jelas membentuk ilusi kedalaman suara yang nyata. Ini nilainya bagus.
- Very depth of stage
Nah yang ini biasanya istimewa karena minim kesalahan phase dan timingnya benar sehingga suara terdengar memiliki kedalaman yang nyata baik layer, separasi dan positioningnya sangat terasa dan berdimensi.
- Ambience atau nuansa ruang tempat recording dilakukan atau recording direkayasa. Nah di sini kita bisa merasakan apakah recordingnya diambil di studio yang kecil, studio menengah, studio besar, auditorium atau concert hall.
Ambience yang baik itu mengikuti rekamannya artinya adalah ambience yang dinilai adalah informasi ambience yang memang ada di dalam rekamannya. Contoh suara diambil di studio kecil dengan situasi kedap dan ngga ada echo atau reverberation. Ketika itu direproduksi katakanlah di ruangan yang sangat memantulkan suara maka terciptalah ambience palsu yang seringkali mengurangi artikulasi pesan dari musiknya. Dengan kata lain ambience tambahan seperti ini justru dinilai jelek. Sebaliknya ketika rekaman musik orkestra bersuara megah dan systemnya mampu mereproduksi kemegahannya tanpa tambahan ambience palsu maka nilai reproduksi suara tersebut adalah bagus.
- Imaging
Nah apapula unsur dari imaging ini? Imaging meliputi hal2 sebagai berikut
- Positioning atau posisi pemain musiknya. Contoh Bass di kiri, Vocal di tengah, Guitar di kanan, drum di tengah.
- Layering atau lapisan baris suara misalnya lapisan baris kesatu, baris kedua, baris ketiga yang membentuk keseluruhan dari suara yang kita dengar.
Nah dari contoh di atas maka vocalist di tengah ada di baris satu (paling depan) kemudian guitar di kanan ada di baris kedua dan bass di kiri juga ada di baris kedua. Baris ketiganya (paling belakang) ada pemain drum. Artinya ada tiga layer dalam rekaman tersebut.
- Separasi yaitu jarak antar pemain atau instrumentnya. Semakin pemainnya berdempetan maka separasinya semakin jelek. Semakin berjarak secara proporsional dan posisinya juga stabil maka separasinya semakin baik.
- Image size and body adalah ukuran image dan bentuk intrument secara proporsional terhadap besar panggungnya. Jadi misalnya panggungnya besar maka image sizenya besar dan membentuk dimensi. Contoh image size grand piano dan baby piano biasanya lebih besar piano. Image size Harpa dengan Triangle lebih besar Harpa.
Dalam reproduksi suara image size ini biasanya mengikuti size ukuran driver speakernya ketika direproduksi. Driver 3 inch, 4 inch dan 5 inch itu image sizenya seperti vocal manusia normal. Di atas itu image sizenya membesar dan di bawah itu image sizenya mengecil. Makanya suara instrument nada tinggi image sizenya kecil2 karena bunyinya dari tweeter dan sebaliknya image size kettle drum itu besar2 karena yang berbunyi woofer atau subwoofer.
Nah bagaimana cara menilainya?
Jika positioningnya senantiasa bergeser, layernya bertumpuk2, separasinya mepet banget dan image sizenya tidak proporsional maka suaranya akan sempit, cetek dan seperti 1-2 dimensi saja. Nilainya tentu saja jelek.
Jika positioningnya stabil, layernya jelas, separasinya bagus dan image sizenya pas dalam tata panggung yang lebar, tinggi dan dalam maka hasil suaranya akan membentuk suara tiga dimensi yang nilainya tentu saja bagus.
Jika positioningnya jelas dan nyata (lifelike) layernya juga jelas dan nyata, separasinya istimewa dan image sizenya juga sangat pas dan proporsional dalam tata panggung yang besar, luas dan dalam. Maka suara seperti itu disebut sebagai holographic dan nilainya tentu saja istimewa sekali.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih dan sukses selalu.
Asawendo Swissrianto
Rumah Audio Indonesia
No comments so far.
Be first to leave comment below.