Dengan dimensinya yang tidak terlampau besar Venom V475B II memang cukup elegan untuk ditempatkan di kendaraan yang memiliki lahan terbatas, apalagi tampilan dari amplifier empat kanal ini terkesan eksklusif.
Sebuah amplifier berkelas biasanya dapat terlihat dari penampilan luarnya, walau tidak sepenuhnya benar. Tapi produk buatan Venom yang sudah cukup banyak merilis berbagai model amplifier khusus mobil ini tentunya tidak hanya modal tampilan saja, namun telah terbukti banyak digunakan untuk kelas kontes audio.
Venom V475B II dirancang dan didesain model Black yang menjadi ciri khas Venom serta, bahkan untuk memenuhi standar konsumen pada umumnya, maka  amplifier empat kanal tersebut dirancang dengan daya keluaran yang lumayan besar. Tidak hanya itu, perakitan komponen diklaim melalui tahapan kualitas kontrol dari awal sampai tingkat akhir, ini dapat terlihat dari rangkaian yang tertata apik ketika Anda membuka casingnya.
Fitur yang ditawarkan amplifier 4 kanal ini ternyata didukung oleh sistem pengaturan yang tergolong lengkap. Di bagian salah satu panel Venom V475B II, terlihat beberapa tombol setting seperti crossover HPF, LPF dan Full, dimana frekuensi rendahnya dapat diatur melalui trim khusus dengan jangkauan frekuensi tertera dari 50– 250 Hz. Walau tidak dilengkapi dengan subsonic filter, fitur lain yang juga tidak kalah penting adalah tombol Bass EQ untuk meningkatkan performa bas yang dapat digenjot dengan peningkatan mencapai 6 dB.
Amplifier yang dibangun untuk kebutuhan sistem stereo ganda atau dapat dikonfigurasi untuk sistem bi-amp melalui tombol mode 2 atau 4channel, pengaturan untuk konfigurasi Low Pass Filter maupun High Pass Filter memang menjadi salah satu fitur yang sangat menunjang , dimana dapat diatur dengan jangkauan frekuensi fullrange yang cukup luas maupun titik potong frekuensi yang dapat diatur secara variabel.
Pada bagian jalur masukan, disediakan koneksi model RCA. Sedangkan untuk jalur terminal loudspeaker terdapat 4 pasang soket model baut satu ukuran, termasuk untuk di bagian suplai daya. Pada terminal keluaran loudspeaker, dapat diaplikasikan untuk mode empat kanal maupun dua kanal yang dapat di bridge.
Dalam pengujian suara, kami menggunakan piranti bantu headunit single-DIN Alpine CDE-163EBT yang ditunjang oleh sepasang sistem speaker dua jalur buatan Pioneer seri TS-D1730C, dimana untuk konfigurasi amplifier hanya kami terapkan mode stereo yang di bridge, sehingga menghasilkan daya lebih besar perkanalnya. Terbukti ketika kami coba beberapa CD referensi buatan Marantz maupun Dali, kami simak kemurnian suara bas yang bulat dan solid, begitu juga transient music tersaji gesit dan mulus, walau amplifier ini masih tergolong baru pertama kali break-in.
No comments so far.
Be first to leave comment below.