


Siapa yang belum tahu kedahsyatan dari merek yang satu ini?
AmoPlus Magazine – Rasanya jarang. Apalagi kalau sudah main audio mobil dari tahun 90-an, dimana merek Rockford Fosgate menjadi raja. Khususnya di kelas yang mementingkan suara yang kencang. Di masa tersebut harga perangkat audio branded bisa dikatakan sangat ekonomis sebab nilai tukar rupiah terhadap dollar yang tidak terlalu tinggi seperti sekarang ini. Namun saat ini bukan berarti kita tidak bisa menikmati produk-produk branded. Semua juga “menyesuaikan†untuk tetap bisa dinikmati banyak orang
Rockford Fosgate P3SD4-12
Rockford identik dengan produk yang dipakai untuk keperluan geber-geberan. Bukan hanya SPL, tapi SQ dari Rockford tetap membahana. Namun produknya kali ini tidak terlihat seperti itu. Rockford Fosgate P3 12†ini adalah subwoofer khusus.
Mounting depth (ketebalannya) dari bibir basket ke dasar magnet hanya 9,25 cm saja, padahal diameter permukaannya 33,8 cm. Biasanya Rockford membuat subwoofernya dengan mounting depth yang besar, magnet yang berukuran besar, kemudian konus dengan kerucut yang dalam.
Basket yang biasanya dibuat dengan bahan aluminium die cast, kini menggunakan pelat besi baja yang sangat kokoh. Bahan ini ringan, namun secara keseluruhan P3SD4-12 mempunyai bobot yang tidak ringan. Bobot terbesar disumbang oleh penggunaan magnet yang besar.
Jika dilihat dari permukaan subwoofer ini tergolong shallow subwoofer yang biasa. Yang terlihat menarik hanya surroundnya, P3SD4-12 menggunakan surround bermodel dua puncak. Dengan ini gerakan naik turun konus bisa lebih maksimal. Namun karena bahannya keras, gerakannya dapat dikontrol.
Yang paling istimewa adalah bagian bawahnya. P3SD4-12 mempunyai ventilasi voice coil yang luar biasa besar, satu di bawah subwoofer dengan lubang yang besar, satu lagi di sekeliling voice coil. Dari dua hal ini menandakan subwoofer dirancang untuk tahan bekerja keras. Tidak seperti shallow subwoofer pada umumnya, yang tidak tahan di geber. Kemudian umumnya shallow subwoofer hanya menggunakan single coil. Tapi khusus Rockford, tetap menggunakan double coil. Yang mampu membuat power amplifier memberikan daya keluaran lebih besar.
Sound Test
Meski mounting depth nya tidak dalam, kami tetap menggunakan box yang masih memiliki ruang yang cukup. Sebab secara teoritis speaker perlu juga ruang sedikit lebih luas untuk sirkulasi pergerakan udara di dalamnya. Apalagi box yang kami gunakan adalah box sealed yang tanpa ada lubang sama sekali.
Sub kami rangkai secara paralel untuk mendapatkan impedansi 2 Ohm, kemudian dihubungkan dengan power amplifier. Lalu CD yang berisikan rekaman dari gebukan drum kami putar. Memang tampak power dari Rockford ini sangat kuat. Shallow subwoofer saja suaranya demikian kuat. Gebukannya terasa dan menggetarkan.
Kemudian lagu yang lebih “tenang†kami coba. Di sini sub kami set crossovernya hingga 40Hz, suaranya jadi lebih kalem, tapi jadi kurang terasa. Memang tampaknya sub ini meski tipis, tapi tetap dibuat untuk menghasilkan suara yang dahsyat dan bertenaga.
AmoPlus Lab.
Grafik dari impedansi dari P3 ini terlihat cukup mulus, tidak ada ripple yang mengganggu. Untuk simulasi burst & decay nya terlihat menurun dari frekuensi rendah ke tinggi dengan daerah kerja sampai dengan frekuensi 250Hz. Tidak ada frekuensi yang sangat drastis menurun. Semua terlihat mulus. Hanya frekuensi subsonic tampaknya agak menaik, sehingga kalau amplifier ada subsonic filter bisa digunakan atau jika menggunakan prosesor dapat dibuat bandpass filter untuk subwoofer ini.
No comments so far.
Be first to leave comment below.