Apa itu? dan mengapa sebaiknya jangan pernah kita anggap remeh.
Mari kita ulas bersama-sama.
Pernahkah kita mendengar perangkat mahal, terkenal, kemudian review perangkat tersebut juga bagus, namun ternyata ketika didengarkan suaranya ya begitulah…kurang bagus.
Apa sih yang menjadi penyebabnya? Mengapa demikian?
Jawabannya adalah unsur MATCHING, INSTALASI DAN SETTING.
Kedua unsur ini pegang peranan besar dalam upaya mengoptimalkan perangkat.
Matching adalah upaya untuk memadukan antar satu perangkat dengan perangkat lainnya sehingga satu sama lainnya saling mendukung bukan saling melemahkan.
Instalasi adalah upaya untuk mengatur dan menempatkan perangkat audio secara optimal termasuk di dalamnya penyempurnaan jalur kelistrikan, pemasangan perangkat akustik ruangan, pemasangan kabel2 dll
Setting adalah upaya mengatur suara untuk mendapatkan hasil suara terbaik dari perangkat yang ada. Termasuk di dalamnya pengaturan level gain structure, crossover, phase dan time delay, equalizer (jika ada) dll.
Ketiga unsur ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apalagi kalau kita tidak mempelajari ilmunya dan semata mata hanya mengandalkan unsur coba coba.
Ada beberapa penggemar car audio yang bilang ke saya “Ah ngga pakai cara ribet begitu suaranya udah langsung bagus lho!”
Nah saya jawab ada perbedaan besar antara:
- Coba2 perangkat eh kebetulan dapet yang sesuai seleranya.
- Dengan mempergunakan teknik yang tepat guna.
Kalau cuma kebetulan maka hasilnya biasanya inkonsisten. Tapi kalau by design dengan teknik yang tepat guna maka hasilnya pasti konsisten.
Sekarang bagaimana caranya matching?
Bagaimana caranya instalasi?
Bagaimana caranya setting?
Akan kita bahas satu per satu
Part 2 MATCHING
Nah sekarang kita bicara bagaimana cara MATCHING…
Dalam matching yang harus diperhatikan adalah input dari perangkat dan output dari perangkat , interkoneksi diantara perangkat. Serta keseimbangan diantaranya.
Contoh kasusnya Head unit kita hubungkan ke DAC external via koneksi digital toslink optical atau digital coaxial (pilihan interkoneksi) kemudian keluaran dari DAC kita hubungkan ke perangkat processor mempergunakan analog rca lalu ke power amplifier juga mempergunakan analog rca (pilihan interkoneksi) Selanjutnya dari power amplifier ke loudspeaker
Nah pada saat menghubungkan antar perangkat nilah kita mutlak harus memperhatikan:
- Kesesuaian antara input dengan output (gain atau level matching). Contoh output preamp 2,5 volt sedangkan input power amp 2 volt. Maka agar output preamp sesuai input di power amp, volume preamp maximum diset di 80%nya (80% x 2,5 volt = 2 volt).
- Pilihan koneksi terbaik untuk menghasilkan suara terbaik (interconnection matching). Contoh jika ada pilihan rca dengan balanced maka pilih yang paling cocok atau sesuai dengan perangkat lainnya. Kemudian pilihan kabel loudspeaker pilih dengan awg (american wire gauge) yang sesuai namun jangan berlebihan sehingga malah kita kesulitan menyambungkannya. Contoh 14 awg tentu hasilnya akan berbeda dengan 22 awg. Karena 14 awg lebih rendah hambatan impedansinya. Namun jangan berlebihan sehingga pakai kabel 0 awg untuk kabel loudspeaker. Hehehehe…
- Internal matching di perangkat contohnya ketika kita pakai preamp dan power amp tabung atau transistor maka jenis dan character tabung atau transistor akan mempengaruhi hasil akhir. Kualitas dari power supply juga besar sekali dalam hal ini.
- Character matching, nah yang ini sudah berbau seni karena lebih kental kepada warna suara dan preferensi selera pribadi. Ibarat computer maka ini pilihan softwarenya bukan lagi hardwarenya. Ada yang cocok dengan character warm, ada yang neutral, ada yang bright dll. Ini akan dibahas lebih lanjut dalam bagian setting.
Part 3 Instalasi
Ada 3 hal yang mutlak harus diperhatikan dalam instalasi.
- Faktor Kelistrikan
Di sini kita harus tau bahwa listrik itu adalah aliran darah dari perangkat audio. Listrik yang stabil dan bebas dari gangguan interferensi akan meningkatkan kualitas suara. Apa saja syarat listrik yang bagus?
Yang pertama adalah ground. Jangan anggap enteng masalah ground. Jika anda ingin suara jernih dan bening maka ground wajib untuk diperhatikan. Jika di rumah buat ground sampai bertemu air tanah dan sambungkan ke jala jala listrik rumah secara baik, kokoh dan benar. Yang kedua adalah kualitas kabel dan
- Faktor Penempatan Perangkat (placement).
Tempat loudspeaker pada dudukan yang kokoh dengan arah on axis Dimana jarak loudspeaker dengan kaca samping depan dan belakang tidak boleh terlalu dekat (suara mantul) atau terlalu jauh (hilang bobotnya).
Maksudnya agar suara pantulannya berkurang dan suara berasal benar benar dari speakernya dan tidak ada vibrasi yang mengganggu
- Faktor Akustik Ruangan
Hal ini tergantung ukuran ruangan mobilnyanya, jenis. dan kualitas material peredam dan seberapa besar target tujuan akustik tersebut.
Rekomendasi saya taruh Bass trap di bagian yang paling berpengaruh yaitu di pertemuan antara tiga sudut (tricorner). Kemudian bisa dilanjutkan dengan pemberian diffuser di sekitar posisi loudspeaker dan absorber di sekitar posisi pendengar. Ini kebiasaan saya saja ya. Ada yang jauh lebih ahli dalam hal ini.
Fyi Ilmu akustik itu sangat dalam (dan mahal) jadi tidak bisa asal pasang pasti jadi. Semuanya ada ilmu dan kompetensinya.
Part 4 SETTING
Ada 5 hal yang mutlak harus diperhatikan dalam setting
- Gain setting
Ini pondasi dan struktur sound syatem mau di home audio, car audio maupun pro audio dll semuanya wajib memperhatikan kesesuaian antara input dan output antar perangkat audionya agar tercapai Optimum Gain Setting.
Contoh kasusnya sebagai berikut
Under input misalnya input power 2,5 Volt dan output preamp 1,8 Volt maka meskipun gain sudah mentok tapi suara akan terdengar kurang lepas dan kurang greget karena ada perbedaan input dengan outputnya. Kesannya seperti tertahan, berkabut dan informasi suara tidak tersampaikan.
Over input misalnya inputnya power 2 volt sedangkan outputnya preamp 4 Volt. Jika dipaksakan maka suara akan terdengar pecah, distorsi meningkat drastis dan sound qualitynya menurun jauh.
Optimum misalnya input dan outputnya sinkron sama sama 2,5 volt maka suaranya akan open, dynamic dan informasi lebih tersalurkan secara utuh.
Yang harus diingat adalah faktor matching antat perangkat diantaranya juga dipengaruhi oleh hal ini.
- Crossover setting
Pastikan bahwa anda mempergunakan loudspeaker (branded/diy) yang sudah diset secara optimal. Tanda tanda speaker diset secara optimal adalah suaranya membentuk point source dan seimbang antara high, mid, lownya. Jika tidak maka bisa jadi masih ada PR di crossovernya.
- Phase and time setting
Ini terkait dengan placement dan gain/level matching. Ini salah satu syarat utama membentuk sound stage dan imaging yang solid. Perhatikan bahwa pada rekaman yang bagus informasi tentang sound stage dan imaging ini sudah diinput oleh sound engineernya. Jadi apabila direproduksi dengan benar maka stereo yang dihasilkan akan membentuk ilusi 3 dimensi yang namanya stereo sonic holographic.
Sekali kita mendengarnya maka sulit kembali kepada reproduksi stereo yang biasa biasa saja.
- Tonal Balance setting
Ini untuk lebih menyeimbangkan suara dengan keseluruhan perangkat termasuk ruang dengar yang tersedia. Bisa dengan gonta ganti tabung amplifier, gonta ganti cable, pengaturan equalizer (atau DSP), geser geser loudspeaker/furniture, pemasangan diffusor, absorber, reflector dll.
- Listener setting
Nah kalau yang ini adalah preferensi selera pribadi. Maksudnya adalah ketika semua hal teknis sudah diukur, dihitung dan dieksekusi dengan baik, tibalah kita pada masalah selera. Misalnya ada yang senang lownya diboost, midrangenya dibuat megah atau highnya dibuat berdenting. Semuanya sah sah saja sepanjang masih mempergunakan akal sehat tentang suara yang dihasilkan.
Ketika semuanya sudah dilakukan jangan lupa didengarkan. Biarkan diri kita mengalir masuk ke dalam reproduksi musik nan mempesona….
No comments so far.
Be first to leave comment below.